🌤️ Kata Kata Syekh Hisyam Kabbani

ahlanwa sahlan yaa Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q). Ikuti berita tentang kunjungan Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q)di Indonesia tanggal 13-23 Juni 2011 di www.naqsybandi.org. Diposkan oleh Arga di kata-kat-mutiara (1) Kisah Nabi (3) Kisah Nabi Muhammad SAW (7) kisah nyata (26) Kisah Sukses (14) kisah ulama (2) Motivasi (50) muharram (1) بِسْمِاللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمYouTube Majelis Samudra Ilmu adalah situs YouTube dari Whatsapp Group Kitab Samudra Ilmu, Doa, Hizib, Kitab, Video, qosam Syekhatau guru, seperti kata Abubakar Aceh, mempunyai kedudukan yang penting dalam tarekat. (melalui Syekh Nazhim Haqqani dan Syekh Hisyam Kabbani), dan lain-lain, dapat menarik minat yang lebih besar. Tidak hanya para imigran di negeri Eropa dan Amerika, tapi juga pelajar-pelajar dan kalangan profesional setempat. Setidaknya komunitas Syekh Mustofa menjelaskan bahwa Dr. Syekh Muhammad Nour Kabbani ini putra Mawlana Syekh Hisyam Kabbani yang seorang wali. Orang seperti Shah ini yang pertama kali di asah adalah hati dan akhlak kata Syekh Nazim qaddasallah sirrah ; " Yang pertama-tama diterima oleh Allah bukan ilmu kamu, bukan harta kamu, bukan kebaikan kamu pada semua KunjunganMawlana Syekh Hisyam Kabbani (q) ke Trinidad dan Tobago untuk pertama kalinya. Berikut Agenda Kunjungan Mawlana Syekh Hisyam Kabbani di Trinidad dan Tobago : di 08.56 - Label: Kunjungan Mawlana Syeikh Hisyam Kabbani - Energizikir dan salawat : ensiklopedia akidah ahlusunah / Muhammad Hisyam Kabbani ; penerjemah, Zaimul Am: Judul Asli: Volume 2 encyclopedia of Islamic Doctrine : Remembrance of Allah and Praising the prophet: Judul Seragam: Pengarang: Kabbani, Muhammad Hisyam Syekh Zaimul Am: Edisi: Pernyataan Seri: Penerbitan: Jakarta : Serambi, 2007 Tigakata-kata yang penuh berkah ini Aku buat sebagai hadiah bagi ummat Kekasih-Ku Muhammad SAW." Syekh Hisyam Kabbani sangat menganjurkan agar Anda "Wahai baginda Nabi Muhammad SAW, kedua orang tuak BIOGRAFI SINGKAT AL-IMAM AL-JAZULY RA (PENYUSUN DA Demikiankata Syekh Hisyam. Maka sebenarnya, pemahaman yang kita anggap teoretis dan praktik tasawuf itu mengambil tempat yang sama, dalam kenyataannya. Keduanya dijalani secara berjenjang dari satu maqam ke maqam yang lain, melalui satu hal ke hal yang lain, dan tentu saja dengan bimbingan yang benar. SyekhHisyam Kabbani adalah menantu dari Maulana Syekh Nazim Al-Haqqani. Beliau telah menjadi pengikut Maulana Syekh Nazim dan Mawlana Syekh Abdullah selama lebih dari 50 tahun. Pencapaian yang telah beliau raih adalah bukti yang cukup siapa beliau. Beliau telah mengabdikan dirinya di jalan Syekhnya, Nabinya dan di Jalan Allah. . Lalu, mengapa banyak penggunaan simbol-simbol dalam tasawuf?Kita tidak pernah bersinggungan dengan simbol dan istilah-istilah itu. Tanyakan kepada mereka yang melontarkan. Prinsip kita selaras dengan syariah. Tiap hal yang keluar dari syariah, kita tolak, baik dalam tarekat Naqsyabandiyah maupun mayoritas tarekat yang pernah ada. Perkara yang sesuai syarat sebagaimana berlaku di empat mazhab, maka kita sambut. Jangan berbicara dengan saya tentang wihdat al-wujudIbnu Arabi ataupun teori-teori teosofi lainnya. Kita tidak terima!Dalam bertasawuf dituntut keberadaan mursyid, menurut Syekh?Siapa yang bilang ada tuntutan itu. Keberadaan mursyid bukan syarat utama bertasawuf. Sangat mungkin Anda bertasawuf dengan menyucikan dan memperbaiki akhlak Anda tanpa bimbingan syekh. Kecuali, jika kondisi memang mendorong Anda untuk mengikuti seorang syekh, seperti khawatir tergelincir, dalam keadaan seperti ini sebaiknya Anda mengikuti dan bertaklid kepada syekh, baik dalam amalan maupun wirid-wirid. Jika tidak, tempalah diri Anda sendiri dengan akhlak-akhlak yang mulia. Tetapi, coba Anda renungkan hikmah di balik Allah mengutus Jibril untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah. Mengapa harus melalui Jibril? Apakah Allah tidak mampu, sampai mesti menempatkan Jibril sebagai perantara? Bukankah Allah pernah secara langsung berbicara kepada Musa AS?Ada satu pelajaran yang hendak Allah sampaikan, jika ingin konsisten dan berkomitmen, laksanakan ajaran agama dan ikutilah sosok yang dapat dijadikan sebagai pembimbing. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah dalam soal wahyu ataupun tatkala hijrah ke Madinah. Beliau meminta Abu Bakar as-Shiddiq untuk mengarahkan jalan. Terlebih dengan masalah penempaan spiritual. Dalam kondisi tertentu sangat memerlukan pembimbing karena dinamikanya sulit dan berliku. Alangkah lebih baik dan berhati-hati jika Anda berguru kepada seorang syekh. Tugas syekh adalah membimbing dan mengarah kan. Tidak lebih dan tidak Syekh memaknai zuhud dalam konteks kekinian?Zuhud saat ini bisa kita maknai dengan menahan diri dari segala bentuk akhlak yang tercela. Zuhud dari segala apa yang dilarang oleh Allah. Berzuhudlah dalam hal itu. Zuhud yang hakiki ialah zuhud dengan pengertian ini. Jangan ikuti perbuatan-perbuatan mungkar. Lakukan amalan-amalan terpuji dan perbuatan yang sedikit orang yang memahami zuhud adalah meninggalkan dunia lalu menyendiri uzlah di tempat sepi. Zuhud yang utama justru adalah berinteraksi dengan sesama manusia sembari terus berzikir kepada Allah. Zuhud seperti ini jauh lebih bermanfaat bagi Anda dan mereka. Pemahaman zuhud yang menafikan kehidupan dunia adalah distorsi yang berusaha dimasukkan di luar pegiat tasawuf. Padahal pada intinya, zuhud adalah meninggalkan larangan dan menjalani terhenti sejenak. Seorang pengikut tarekat Naqsyabandiyah dari Sukabumi, Jawa Barat, bertandang ke Syekh. Tujuan kedatangannya untuk meminta sanad tarekat yang ia tekuni. Tanpa berpikir panjang, Syekh pun lantas memberikan sanad dan izin untuk menyebarkan tarekat Naqsyabandiyah di wilayahnya. Belum lama tamu tersebut beranjak, sepasang calon suami istri yang berencana melangsungkan pernikahan pada bulan haji mendatang meminta nasihat kepada Syekh. Syekh lalu memberi petuah bijak tentang kunci keluarga sakinah. “Jangan bertengkar,” ujarnya. Perteng karan hanya akan membuahkan kebencian. Dalam keluarga kedua pasangan adalah mitra, tempat saling berbagi. Berbagai masalah diselesaikan dengan arif, tanpa mengedepankan ego dan emosi masing-masing. “Terapkan agama dalam keluarga,” imbuh hikmat itu berganti ceria dan kebahagian. Sosok alim Syekh menyimpan sisi manusiawi yang humoris. Sutradara dan artis kawakan, Dedy Mizwar, menyusul kemudian untuk menghadap dan berbincang dengan Syekh. Syekh melontarkan humor ringan, tapi memberikan wawasan dan pengetahuan. Syekh menguraikan asal kata Mizwar. Menurut etimologi bahasa Arab, berikut kata-kata yang hampir berdekatan dengan kata Mizwar. Mizwar berarti orang yang suka berkunjung atau bepergian. Sedang miswak adalah orang yang suka bersiwak. Adapun Mizwar bermakna orang yang suka kawin. “Manakah nama Anda,” seloroh Syekh yang diikuti tawa para tamu. Istilah tasawuf sering kali disalahpahami sebagian orang. Mereka memahami tasawuf hanya sebatas duduk sepanjang hari beribadah di masjid. ''Dulu, para ahli sufi adalah pedagang di siang hari dan zuhud di kala malam,'' ungkap tokoh sufi terkemuka asal Lebanon, Maulana Syekh Muhammad Hisyam tokoh penyebar tasawuf di Benua Amerika itu, tasawuf tidak berangkat dari titik hampa. Dasar tasawuf, kata alumnus universitas Al-Azhar, Damaskus, Suriah, itu, disebutkan dua kali dalam Alquran, yakni surah al-Kahf ayat 28 dan surah al-Jin ayat 16''Isi amar perintah itu menyebutkan agar belajar dari para ahli ibadah yang menghabiskan waktu mereka di malam hari untuk ta’abbuddan mengaryakan hidup mereka di kala siang guna bekerja mencari nafkah,’’ ujar Syekh Kabbani kepada wartawan Republika, Nashih Nasrullah. Murid dari Syekh Abdullah ad-Daghestani dan Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani itu menegaskan bahwa tasawuf adalah zikir. Sedangkan, zuhud bisa dimaknai dengan menahan diri dari segala bentuk akhlak yang tercela. Menurutnya, tak sedikit orang yang memahami zuhud dengan meninggalkan dunia lalu menyendiri uzlah di tempat petikan wawancara dengan lulusan American University Beirut, Lebanon, di bidang Kimia dan alumnus Fakultas Kedokteran University of Louvain, Belgia, itu tentang makna tasawuf yang sebenarnyaApa hakikat tasawuf dan aktualisasinya dalam konteks kehidupan modern?Kehidupan modern semestinya mengikuti alur agama, bukan sebaliknya. Dan, Islam adalah tujuan utama. Sekalipun pada dasarnya saya tidak menyebut dinamika kehidupan saat ini dengan istilah modern. Tak lain karena kehidupan dari awal penciptaan Adam AS sampai hari kiamat nanti sejatinya tidak berbeda, masih kehidupan yang yang ada ialah fase peralihan antara dunia dan akhirat. Di fase inilah, kita wajib menaati apa yang diperintahkan oleh Allah. Melaksanakan kelima rukun Islam dan meyakini keenam rukun iman. Tak ketinggalan di aspek ihsan, seyogianya kita jalani langkah-langkah menyucikan jiwa tazkiyat an-nafs dari segala bentuk sifat tercela. Inilah pada dasarnya makna dan inti tasawuf. Hakikat tasawuf bukanlah hal yang baru. Tidak ada yang berubah dari tasawuf sejak masa Rasulullah hingga periode apa dasar kemurnian ashalat tasawuf dalam koridor yang Syekh sebutkan?Tasawuf tidak berangkat dari titik hampa. Dasar tasawuf disebutkan dua kali dalam Alquran. Pertama, saat Allah memerintah Rasulullah untuk memperhatikan para ahlu shufah dalam surah al-Kahfi ayat 28, yang berbunyi “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya”.Sedang ayat yang kedua terdapat pada surah al-Jin ayat 16 “Dan bahwasanya, jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu agama Islam, benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar rezki yang banyak. Perintah ini ditujukan secara umum, baik untuk Rasulullah maupun umatnya.” Isi amarperintah itu menyebutkan agar belajar dari para ahli ibadah yang menghabiskan waktu mereka di malam hari untuk ta’abbuddan mengaryakan hidup mereka di kala siang guna bekerja mencari nafkah. Tidak sebagaimana yang disalahpahami sebagian orang. Mereka memahami tasawuf sebatas duduk sepanjang hari beribadah di masjid. Dulu, para ahli sufi adalah pedagang di siang hari dan para zuhud di kala adalah zikir. Hal ihwal zikir banyak disebutkan dalam Alquran. Tidak ada yang baru. Tak seorang pun laik berasumsi tasawuf ialah perkara baru. Apabila mereka benar-benar mengerti Alquran dan hadis ditambah dengan penguasaan pendapat para imam, seperti Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Hanbali, terkait tasawuf, maka asumsi-asumsi miring tentang tasawuf tak akan pernah muncul. bersambung BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini Syekh Muhammad Hisyam Kabbani 66 bisa dibilang adalah seorang sufi yang paling aktif berkelana saat ini. Tinggal di Amerika Serikat, tetapi dia terus berkeliling ke banyak negara di Benua Eropa, Afrika, Australia, dan Asia demi menyebarkan Islam yang moderat. Oleh Ilham Khoiri Syekh Muhammad Hisyam KabbaniFoto Kompas/Hendra A Setyawan ”Kami ingin memperkuat pemahaman Islam yang moderat. Kami ingin mempermudah ajaran ini bagi masyarakat umum agar bisa diterapkan sesuai dengan pekerjaan masing-masing orang dalam kehidupan sehari-hari. Intinya, bagaimana membangun karakter sebagai Muslim yang baik sekaligus warga negara yang baik,” katanya. Kami berbincang di salah satu rumah muridnya di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, pertengahan Juni lalu. Dengan sorban hijau melilit kepala dan jenggot panjang putih-bersih, lelaki itu menebar wibawa kepada sejumlah murid yang mengelilinginya. Cara bicaranya ramah, meneduhkan dan santai. Syekh Hisyam punya otoritas untuk membahas Islam moderat. Dia adalah wakil dari mursyid Tarekat Naqsyabandi Haqqani, yang berkedudukan di Amerika. Ini tarekat yang menekankan pengembangan spiritualitas melalui pembentukan karakter positif manusia. Ajaran ini pula yang menjadi ceramahnya kepada para pemimpin negara, tokoh, dan masyarakat di seluruh dunia. Dia mendirikan dan memimpin Islamic Supreme Council of America, organisasi keagamaan yang menyebarluaskan perdamaian. Beraliran Ahlusunah dan bermazhab Syafi’i sebagaimana banyak dianut Muslim di Indonesia, lelaki ini diterima secara luas di Nusantara. Terakhir, dia tampil sebagai salah satu narasumber dalam Al-Multaqo As-Shufy Al-Alamy atau Konferensi Sufi Internasional di Jakarta, pertengahan Juli lalu. Sebenarnya, apakah Tarekat Naqsyabandi Haqqani itu? Tarekat Naqsyabandi dipelajari dari para pemimpin tarekat masa lalu. Tarekat ini merujuk kepada Sayidina Ali, kepada Abu Bakar As-Shiddiq, lalu tersambung kepada Nabi Muhammad SAW. Tarekat ini sebenarnya berkembang di Indonesia, terutama di kalangan Nahdlatul Ulama NU. Intinya, mengajak kaum Muslim mempraktikkan ajaran Islam. Awalnya, kita pelajari Al Quran dan hadis, lalu mendalami prinsip-prinsip, seperti syariah, mu’amalat, dan ibadat. Ada rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Ada juga enam rukun Iman yaitu percaya kepada Allah, para malaikat, para rasul, kitab-kitab suci, hari akhir, serta kada dan kadar. Semua itu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan itu membentuk karakter, yang terus ditingkatkan sehingga mencapai maqamihsan, yaitu semacam terminal istimewa. Acuannya adalah akhlak Nabi Muhammad. Apa tujuan tarekat? Tujuannya, bagaimana kita berusaha menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang berkarakter baik. Tidak boleh berbohong, tidak curang, tidak mencuri, jangan marah, jangan sombong. Semua karakter buruk harus dihindari. Dengan begitu, kita menjadi baik hati kepada orang lain. Dalam keluarga, kita suami atau istri jangan bertengkar, melainkan saling menginginkan satu sama lain, mendidik anak, dan menumbuhkan mereka dengan baik. Itu pendidikan sosial bagi semua orang. Kita mengembangkan diri untuk membentuk karakter terbaik manusia. Bagaimana menjadi manusia yang baik, warga negara yang baik, pemimpin yang baik, atau pelayan Tuhan yang baik. Kepada orang lain, kita harus mencegah berbuat kekerasan, seperti membunuh, merusak, atau tidak acuh terhadap kesulitan orang lain. Islam mendorong kita membantu sesama manusia. Tarekat itu jalan. Semacam titik berangkat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Mawlana Shaykh Hisham Kabbani saat diwawancara wartawan Kompas, Ilham Khoiri di Jakarta, Juni 2011. Islam moderat Syekh Hisyam selalu menekankan pemahaman Islam yang moderat. Dalam arti, Islam tengah yang memegang ajaran Al Quran, hadis, dan para ulama terdahulu, tetapi tetap bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ajarannya cenderung praktis dan mudah ditangkap semua kalangan. ”Islam adalah bekerja; pergi bekerja dan pulang ke rumah kepada keluarga. Semua orang bertindak sesuai dengan pekerjaannya. Politisi, presiden, pengusaha, atau apa saja, jika dikerjakan dengan baik, akan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat,” katanya. Tekanan lain, ajaran cinta. Dengan mencintai Allah dan Nabi Muhammad, kita akan mengikuti ajarannya. Kepada sesama manusia, kita harus mencintai mereka sebagaimana kita mencintai diri sendiri. Manusia bisa berhubungan baik dengan siapa saja yang mencintainya. Jika Islam menekankan cinta, lalu bagaimana dengan kelompok yang menggunakan kekerasan atas nama Islam? Itu bukan ajaran Islam. Mereka tidak mengikuti ajaran Islam yang benar. Itu minoritas warga yang ingin mempertahankan kekuasaan dengan memaksakan pemahaman mereka. Mereka mengklaim diri memperjuangkan Islam, tetapi tidak berhasil, bahkan malah memberikan citra buruk kepada Islam. Jangan rusak lagi citra Islam yang sudah dirusak kelompok teroris itu. Kita harus menyuguhkan citra Islam yang mencintai manusia dan perdamaian. Itulah misi yang kami bawa saat bepergian ke sana kemari. Tetapi, mereka mengklaim jalannya sebagai kebenaran? Ketika kita sudah mengatakan mereka sebagai teroris, sebenarnya mereka sudah menyimpang dari ajaran Islam. Mereka ingin tetap berdiri di panggung, bahkan merebut kekuasaan negara agar bisa memerangi semua orang. Minoritas garis keras itu bukan model kita. Kita harus mengikuti mayoritas Muslim yang moderat. Mayoritas kita adalah Ahlusunah yang mencintai perdamaian. Ajaran yang benar adalah apa yang disampaikan Nabi Muhammad, yaitu cinta dan saling membantu kepada sesama manusia. Kita harus mengikuti mayoritas Muslim yang moderat. Mayoritas kita adalah Ahlusunah yang mencintai perdamaian. Ajaran yang benar adalah apa yang disampaikan Nabi Muhammad, yaitu cinta dan saling membantu kepada sesama manusia. Indonesia Syekh Hisyam termasuk tokoh sufi internasional yang rajin mengunjungi Indonesia. Pertama kali datang ke sini tahun 1997, dia kemudian terus berkunjung hampir setiap tahun sampai sekarang. Tokoh-tokoh penting nasional pernah ditemuinya. Di antaranya pernah berjumpa dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden Hamzah Haz, dan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Dia juga mengunjungi sejumlah menteri, ulama, tokoh sufi, pesantren, berdiskusi, memberi ceramah di perguruan tinggi, bahkan pernah tampil di televisi di Indonesia. Apa yang selalu Anda kerjakan di Indonesia? Saya mengunjungi teman-teman, bersilaturahim, bertemu masyarakat, dan memberikan ceramah. Kami ingin membangun hubungan yang baik dengan masyarakat Muslim di Indonesia. Saya bertemu dengan sebagian besar pemimpin di negeri ini. Beberapa kami baiat. Harapannya, mereka mengikuti ajaran Islam yang benar. Mereka bisa memecah hambatan kekuatan ego demi meningkatkan spiritualitas dan mencapai spirit ketuhanan. Bagaimana Anda melihat kondisi Islam di Indonesia? Islam di sini punya dua sisi. Satu sisi, Islam sangat bagus karena mempromosikan cinta kepada Tuhan, Nabi Muhammad, dan sesama manusia. Itu dilakukan para ulama dan organisasi Islam, termasuk pesantren. Di sisi lain, sangat Barat. Kaum Muslim suka pergi ke night club, disko, dan lain-lain. Namun , sebagian besar masih mengikuti jalan Islam. Apakah praktik Islam di sini berbeda dengan di Timur Tengah? Ini negara yang paling baik dalam mencintai Islam, Nabi Muhammad, negara, dan masyarakat. Saya tak pernah lihat seperti ini di negara lain, termasuk di Timur Tengah. Di masjid-masjid ada zikir dan mengajarkan cinta. Indonesia adalah negara terbaik dalam pengajaran Islam. Mungkin karena banyak ulama, ahlul bait, tokoh sufi, dan keturunan Nabi yang berdiam di Indonesia, serta ada berkah dari Tuhan. Semua itu membuat negara ini kuat dan bertahan dalam persatuan ketika banyak negara lain ambruk. Barakah Allah yang mengalir lewat para tokoh sufi membuat negara ini tetap bersatu. Mungkin persatuan ini bukan hasil kerja para politisi, melainkan lebih karena perlindungan Allah. Semua itu membuat negara ini kuat dan bertahan dalam persatuan ketika banyak negara lain ambruk. Barakah Allah yang mengalir lewat para tokoh sufi membuat negara ini tetap bersatu. Mungkin persatuan ini bukan hasil kerja para politisi, melainkan lebih karena perlindungan Allah. Bagaimana Anda melihat demokrasi di Indonesia? Semua orang bicara demokrasi seolah demokrasi itu sesuatu yang datang dari surga. Padahal, demokrasi itu punya sisi baik sekaligus sisi buruk. Apa itu yang baik, ya jika berhasil memilih pemimpin yang baik dan berhasil membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Islam sebenarnya telah mempraktikkan demokrasi ratusan tahun sebelum demokrasi dikenal di Barat. Ketika Nabi Muhammad meninggal dunia, kaum Muslim bermusyawarah untuk memilih pengganti Nabi atau khalifah. Ada semacam kompetisi antara Abubakar Ashiddiq yang didukung kaum Muhajirin pendatang, Saidina Ali didukung kaum Ahlul Bait, dan calon lain didukung Anshor. Mereka bermusyawarah, lalu terjadilah pemilihan suara. Abu Bakar terpilih menjadi khalifah. Begitu pula pemilihan Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Saidina Ali. Mereka berempat dipilih karena kesepakatan bersama, bukan karena hubungan bapak-anak. Inilah musyawarah sebagai esensi demokrasi. Sayangnya, setelah khalifah keempat, tradisi itu berubah. Muawiyah mengambil kekuasaan, lalu diturunkan kepada anak- anaknya. Kita tidak mengacu pada kerajaan semacam Muawiyah itu, tetapi pada semangat pemilihan khilafah yang demokratis. Pendek kata, tradisi Islam sebenarnya sudah mempraktikkan esensi demokrasi pada empat khalifah pertama itu. Jadi, apa yang dibawa oleh budaya Barat sebagai demokrasi itu sebenarnya sudah berlangsung lama dalam sejarah Islam. Demokrasi akan baik jika bisa mengantarkan orang yang tepat ke kursi kekuasaan yang tepat. Sisi buruk demokrasi muncul jika pemilihan mengantar para tokoh yang tidak beretika, tetapi punya banyak uang untuk duduk di kursi parlemen. Mereka tidak tahu apa-apa dan tidak menggunakan kekuasaan itu untuk kepentingan rakyat. Jika punya uang, politisi bisa beli suara pemilih. Sebagian praktik demokrasi saat ini diwarnai politik uang. Siapa yang punya uang, ia akan menang. Uang beli suara. Ini bukan demokrasi, melainkan money-crazy. Tentang Syekh Muhammad Hisyam Kabbani Sufi dengan Jutaan Murid Syekh Muhammad Hisyam Kabbani belajar Tarekat Naqsyabandi sejak berusia lima tahun. Pemimpin Naqsyabandi datang ke rumahnya dan mengajarkan tarekat. Dia terus melanjutkan pelajaran itu hingga dewasa. Salah satu gurunya adalah Syekh Muhammad Nazim Adil, pemimpin Tarekat Naqsyabandi Haqqani dunia. Pendidikan formalnya dari Jurusan Kimia American University di Beirut, Kedokteran di Louvain di Belgia, serta Jurusan Syariah dari Damaskus. Namun, Syekh Hisyam lebih menekuni Tarekat Naqsyabandi Haqqani. Tahun 1991, dia pindah ke Amerika Serikat dan kemudian mendirikan yayasan Tarekat Sufi Naqsyabandi Haqqani. Dia mendirikan puluhan pusat sufi di Kanada dan AS serta memberi kuliah di banyak universitas. Setelah itu, dia terus menjelajahi berbagai negara di dunia. Kepergian itu membuat dia memiliki jutaan murid. ”Tak hanya kepada masyarakat Muslim, saya juga bepergian ke negara sekuler. Banyak yang datang, berdiskusi, dan akhirnya sebagian ada yang masuk Islam,” katanya. ”Kami punya 23 pusat tarekat di sana AS. Kami pergi ke seluruh penjuru Amerika, berbicara kepada pemerintahan Amerika, ke Gedung Putih, Pentagon, dan Washington. Kami menjelaskan tentang pemahaman Islam yang moderat. Tugas ini memang menjadi lebih berat, terutama setelah ledakan bom 9 September 2001,” ujarnya. Beberapa waktu lalu ada pembakaran Al Quran di Florida, Amerika Serikat. Bagaimana respons Anda? Ada orang yang nekat dan gila. Kenapa Anda harus mendatanginya dan berkelahi dengannya sehingga membuatnya lebih terkenal? Jangan buat pembakar itu menjadi terkenal dan penting. Kalau diperhatikan, dia mungkin akan berulah lagi. Dia ingin menjadikan peristiwa itu sebagai isu politik demi kepentingan sendiri. Biarkan saja. Nanti dia akan menemukan hukuman sendiri dari Allah. IAM Sumber KOMPAS – Minggu, 24 Juli 2011 Mawlana Shaykh Hisham Kabbani saat diwawancarai wartawan Kompas Ilham Khoiri di Jakarta, Juni 2011.

kata kata syekh hisyam kabbani